Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Penyebab Gigi berlubang

  • Home
  • -
  • Artikel
  • -
  • Penyebab Gigi berlubang
 Penyebab Gigi berlubang

Gigi berlubang umumnya diawali oleh adanya plak pada mulut. Plak berasal dari sisa makanan yang mengandung gula, seperti roti, sereal, susu, minuman ringan, buah, kue, atau permen, yang kemudian diubah oleh bakteri alami dalam mulut menjadi asam. Kombinasi antara bakteri, asam, sisa makanan yang ada di mulut, dan air liur, akan membentuk plak yang melekat pada gigi. Asam yang terdapat dalam plak secara perlahan mengikis lapisan-lapisan gigi, hingga membentuk lubang pada gigi. Bakteri yang menjadi penyebab gigi berlubang adalah streptococcus mutans dan lactobacillus

Selain itu, gigi berlubang juga dapat dipicu oleh beberapa faktor lain, seperti:

  1. Kebersihan Mulut yang Buruk

Tidak menggosok gigi secara teratur, terlebih dengan teknik yang kurang tepat, dapat menyebabkan sisa-sisa makanan tertinggal di sela-sela gigi. Hal ini akan menyebabkan plak terbentuk dengan cepat. Akhirnya, tahap awal kerusakan gigi akan terjadi. Oleh karena itu, dianjurkan sikat gigi dua kali sehari, pada pagi hari setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur.

  1. Penimbunan Plak

Plak gigi adalah lapisan lengket bening yang melapisi gigi. Plak terbentuk akibat sisa makanan yang tertinggal karena pembersihan yang kurang baik. Lama-lama, plak akan mengeras menjadi karang gigi. Nah, karang gigi tersebut akan sulit dibersihkan bila hanya dengan menggosok gigi. Penimbunan plak ini menyebabkan meningkatnya jumlah bakteri yang dapat menghilangkan mineral pada lapisan enamel gigi yang keras. Akhirnya, terbentuklah lubang. Begitu area enamel telah terkikis, asam dan bakteri bisa mencapai lapisan gigi selanjutnya (dentin). Lapisan tersebut lebih lembut dari enamel dan kurang tahan terhadap asam.

  1. Kurang Asupan Fluoride

Fluoride merupakan mineral yang terbentuk secara alami. Kandungan ini membantu mencegah gigi berlubang. Jika asupan fluoride kurang, maka kerusakan gigi dapat mudah terbentuk. Karena manfaat tersebut, fluoride sering ditemukan di dalam pasta gigi dan obat kumur.

  1. Terlalu Banyak Makan Makanan Manis

Konsumsi makanan atau minuman yang mengandung gula tinggi, misalnya susu, es krim, kue, buah kering, cereal, permen, atau minuman bersoda, cenderung lebih mudah menyebabkan kerusakan pada gigi. Makanan dan minuman mengandung gula tersebut dapat menurunkan pH plak gigi dengan cepat. Akibatnya, lapisan enamel gigi lama-kelamaan akan terkikis

  1. Mulut Kering

Kondisi mulut yang kering saat kandungan air liurnya sedikit dapat meningkatkan risiko kerusakan pada gigi. Kandungan di dalam air liur dapat membantu mencegah kerusakan gigi. Caranya, dengan membersihkan makanan dan plak dari gigi. Selain itu, zat yang ditemukan di dalam air liur juga bisa memerangi asam yang diproduksi oleh bakteri.

  1. Faktor Usia

Orang yang sudah lanjut usia umumnya mengalami turunnya gusi atau resesi gusi. Kondisi ini memungkinkan bakteri penyebab pembusukan di rongga mulut bersentuhan dengan akar gigi. Hal ini disebabkan oleh sisa-sisa makanan yang menempel pada bagian akar gigi dan akan lebih sulit dibersihkan. Akhirnya, penumpukan bakteri di area tersebut sangat mungkin terjadi.

  1. Karies akibat Susu

Sering kali ibu membiarkan anaknya tertidur dengan botol dot yang masih menempel di mulutnya. Jika dibiarkan, maka kebiasaan ini dapat merusak gigi si kecil yang baru tumbuh. Gula di dalam susu dapat menempel pada permukaan gigi bayi dalam waktu yang lama, terlebih saat tidur di malam hari. Gula tersebut kemudian diubah menjadi asam oleh bakteri. Bila terpapar terlalu lama, dapat menyebabkan gigi berlubang.

  1. Tidak membersihkan gigi dengan benang

Faktanya, rutin menyikat gigi saja tidak cukup untuk membersihkan gigi. Anda perlu melanjutkannya dengan menggunakan benang gigi (flossing). Plak penyebab gigi berlubang paling banyak menumpuk di sela-sela gigi. Nah, benang gigi efektif membersihkan sela-sela gigi yang sulit dijangkau dengan bulu sikat gigi. Perhatikan juga cara Anda flossing. Masukkan benang ke sela gigi dan gesekkan secara hati-hati. Menarik dan menggesek benang terlalu keras malah dapat melukai gusi.

  1. Lokasi gigi

Penyebab kemunculan lubang yang mungkin tidak Anda pernah sangka adalah lokasi gigi. Dalam banyak kasus, lubang lebih sering terbentuk pada gigi bagian belakang, yaitu geraham dan premolar. Gigi bagian belakang memiliki banyak alur dan celah sehingga sering kali sisa makanan tersangkut di sana. Di samping itu, area gigi belakang juga cenderung lebih sulit dijangkau oleh sikat gigi. Meski Anda rajin menyikat gigi setiap hari, belum tentu bagian belakang gigi ini tersikat dengan bersih. Agar seluruh pelosok gigi Anda terjamin bersih, rajinlah kontrol ke dokter gigi untuk membersihkan plak dan karang gigi secara rutin. Biasanya dokter menganjurkan pembersihan plak dan karang gigi dengan metode scaling setiap 6 bulan sekali. Prosedur ini efektif membersihkan plak penyebab gigi berlubang hingga ke bagian gigi yang sulit dijangkau sikat gigi.

  1. Penyakit Tertentu

Orang yang memiliki kondisi seperti GERD juga berisiko mengalami gigi berlubang. Hal ini disebabkan oleh asam lambung yang sering mengalir naik ke kerongkongan sampai mulut. Asam tersebut lama-kelamaan akan mengikis permukaan gigi. Akibatnya, dapat menimbulkan rasa sensitif dan terbentuknya lubang pada gigi. Pada kerusakan gigi tahap awal, biasanya tidak ada gejala apa pun. Namun, saat kerusakan gigi semakin parah, akan timbul berbagai gejala.

drg. Alfini Octavia, Sp.KGA

Dokter gigi anak yang akrab dipanggil drg Fifin atau drg. Alfini ini lahir di Jakarta pada tahun 1974. Dokter gigi yang juga merupakan dosen KG UMY ini merupakan alumni dari pendidikan dokter gigi pada FKG UNPAD dan Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Spesialis (PPDGS) FKG UGM. Saat ini, drg. Alfini sedang menempuh pendidikan doktor Thamassat University, Thailand, dengan mengambil topik penelitian mengenai penanganan dental pada pasien anak autisme.

Dokter gigi yang hobbi travelling ini memiliki banyak pengalaman dalam menangani berbagai kasus dental (gigi) pada anak khususnya penanganan gigi pada anak berkebutuhan khusus, penanganan pada gigi berlubang/karies, dan penangan pencegahan maloklusi/gigi berjejal .

Anggota dari International Association for Disability of Oral Health (IADH) ini terkenal sabar dan telaten dalam merawat dan memeriksa pasien anak. Dengan pengalaman beliau sebagai pembicara pada berbagai seminar baik nasional maupun internasional, ketrampilan komunikasi drg. Alfini juga sangat baik dalam memberikan penjelasan mengenai penyakit pasien. Berkonsultasi dan memeriksakan anak anda ke drg. Alfini Octavia., Sp. KGA di RSGM UMY bisa menjadi solusi yang baik untuk masalah kesehatan gigi dan mulut anak anda.

drg. Edwyn Saleh, Sp.BMM, MARS

Dokter gigi yang akrab dipanggil drg Edwyn ini lahir di Sragen pada tahun 1973. Setelah menamatkan studi pendidikan dokter gigi di FKG UGM pada tahun 1995, beliau melanjutkan studi pada Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Spesialis (PPDGS) Bedah Mulut FKG UGM dan lulus pada tahun 2018 dan resmi menjadi seorang Dokter Gigi Spesialis Bedah Mulut dan Maksilofasial.
Dokter gigi yang hobi bersepeda ini mumpuni dalam penanganan berbagai kasus bedah mulut dan maksilofasial, antara lain kegawatdaruratan dental (gigi), pencabutan gigi bungsu (odontektomi), bedah praprostetik, dental implant, operasi bibir sumbing, patah tulang rahang, keganasan (tumor) rahang, special care in dentistry (pengelolaan medically compromised patient), kelainan sendi rahang (temporomandibular disorder) dan berbagai kasus bedah mulut lain, baik yang membutuhkan pembiusan lokal, maupun total.
Dokter gigi yang juga merupakan pengurus wilayah PDGI DIY ini juga memiliki berbagai pengalaman menjadi pemateri pada seminar nasional maupun internasional. Drg. Edwyn juga dikenal sangat detail dalam memberikan penjelasan terkait kondisi pasien, sehingga pasien mendapatkan jawaban memuaskan dan mengurangi kecemasan sebelum pencabutan gigi. Jadi tidak salah bila membutuhkan penanganan terkait bedah mulut, memilih untuk diperiksakan ke drg. Edwyn Saleh., Sp.BMM. Mars.

drg.Trianita Lydianna, M.DSc, Sp.KGA​

Dokter yang akrab dipanggil drg. Lydia ini merupakan kelahiran Palembang, pada tahun 1988. Alumni program combined degree dari PPDGS (Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Spesialis) Kedokteran Gigi Anak FKG UGM ini memiliki berbagai pengalaman menangani kasus dental (gigi) pada anak, yaitu penambalan gigi berlubang, pencabutan, kawat gigi pada anak, dan jenis perawatan gigi anak yang lain..
Dokter gigi yang juga merupakan pengurus dari Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) cabang kotamadya Yogyakarta ini terkenal ramah dan telaten dalam merawat gigi anak. Drg. Lydia siap merawat kesehatan gigi anak anda di RSGM UMY.